Wednesday, January 19, 2011

Kita pada Langit

Coba lihatlah pergerakanmu !!
Kau menaklukan kekuasaanmu dan kekuasaanku!

Mari kita sederhanakan saja cerita kita,
Bumi sudah jadi akar langit. Langit adalah singgasana, adalah kita.
Dengarkan sabda pendewa ratu , bahwa kapasitas udara dalam satu. 
Sudah menyatu dalam kalbu. 

Coba lihatlah jauh kedalam. Kedalamannya seperti diluar.
Menembus malam dan fajar, adalah kita.
kita adalah seorang anak yang lebih belia dari jiwa kita.
Ini adalah bagian-bagian yang sederhana bukan?
Saat kita tak lagi bermanja pada ayah dan ibu
Saat kita bersama berkata bahwa kebohongan adalah jarum, dan kita alergi dengannya .
Saat kita sadar bahwa jarak tak apa. 
Dan keraguan sudah tak berguna.
Karena bumi sudah mengakar pada langit,
dan langit adalah singgasana, adalah kita.


Coba lihat aku. Aku yang belum pernah kau lihat.
Karena kita adalah takdir tuhan
Bukan perencanaan manusia
Karena kita adalah satu, bukan dua menjadi satu.
Kita bukan jarak lagi. 


Karena kita adalah negeri pada dan dalam langit.
langit adalah singgasana pertama dan terakhir. Dan itulah kita



.alia.
 

Tuesday, January 11, 2011

Kalau saja






Kalau aku mati esok,
tolong katakan hidupku baru saja dimulai.




.alia.

THE SUN

          Halo Ksatria !
Aku memenuhi janjiku . Aku datang .
Terkadang, aku menyesal telah berikrar padamu. Tapi sudahlah, ini pertanda ternyata aku masih gila karena mempertahankanmu.
Hmm.. kali ini asbakmu tak penuh racun seperti biasanya ya? jambangmu juga sudah tumbuh, kau terlihat lebih tampan. Aku tahu, itu pasti karena malam enggan membuka mata untukmu, ya kan?

Jika boleh aku membentangkan bumi sampai bimasakti,
kau pasti berada pada titik temu antara galaksi dan blackhole.
Tenang saja, pesanmu pada event horizon mengenai ketidakberdayaan mentalmu sudah kusampaikan.
Namun kumohon ksatria, 
jangan membuat lingkaran-lingkaran yang bisa tersentuh prominensa, aku lelah mengobati luka-luka bakarmu itu. berkali-kali.

Kalau saja, kau tahu bahwa jarak bumi dan tempatmu berada 150 juta km, 
apakah kau masih membuatku seperti ini?
kalau kau tahu, bahwa kini kulitku habis terbakar, apakah kau masih mengecup keningku dengan kearogananmu??

Wahai ksatria, 
Aku menahan distorsi gravitasi dengan rusukku,
Aku melawan perih dilututku karena berlari mencarimu pada jarak 1,4 juta km, 
Aku melawan arus pada suhu 6000 C,
Aku meminta aurora melindungimu,
Aku berdusta pada phoenix.
Itu semua karena kau ingin memelukku. Atau aku yang ingin memelukmu.

(aku memang ingin memeluk matahari dengan tanganku), namun ku tak mampu.
Sudah sepantasnya kau berterima kasih pada orion ..

Mengapa aku yang harus menutup?
Padahal kau yang membuka kotak pandoranya.
Mengapa kau bersikeras untuk pergi?
Apakah perbedaan kita haram??
Jika ya, tolong jangan bawa aku kedalam ilusimu.
Dan jangan lagi bergumul dengan black drawf.

Kembalilah sayang, 
Aku hanya tak ingin terbedakan pada kasta,
aku ingin bumi yang melingkari kita.
Bukan Matahari !




.alia.

Tuesday, January 4, 2011

KSATRIA SENJA

Senja
Simfoni blues mengalun pada saat kau datang ..
Maaf, aku tak kuasa menatapmu
Ku malu memperlihatkan rona merah dipipi ini,
Karena ingin ku perkenalkan satu hal padamu,
Pada CINTA

Senja
Kehangatanmu beradu nakal dengan coffee latte dicangkirku
Diantara angin ramah bersama layar-layar kapal
Mempererat partikel-partkel air dibawahnya
Menebas jarak dengan arak
Menghempas keinginan menjadi kemungkinan
Mencinta dengan cintamu,
Dengan KSATRIA

Senja
Jika saja cahayamu tak memberi aksen siluet padaku
Kau bisa jelas melihat senyumku tampak tak biasa
Air mukaku melukiskan hal yang luar biasa
Haaah... aku malu mengatakannya

Senja
Aku jatuh cinta
Pada ksatriamu .



.alia.

Kesadaran Pertama

Unsur pertama dalam malam adalah gelap.
Dalam teori manapun kau cari, sejarah purbakala yang suram terkulai sampai zaman pertengkaran antara ketua mafia dan jaksa agungpun, malam adalah gelap. Kataku. Dan tak boleh satu orangpun menyangkalnya, disini.

Sebelum pagi datang menjelang, dan suara bising khas tetanggaku berdengung. Seorang teman berjalan dalam diam. Meludah dan mengguncangkan bahu ‘atlit’ ku. Meninggalkan air liurnya tepat di atas bibir putihku. Menjijikan.

Aku tak sadar, katanya.
LELUCON macam apa ini?

. . .
. . .

Aku melucuti kepekaanku atasnya. Mencabut kekuasaan atas diri ini
Aku kehilangan tujuan utama. Aku menghilang.

Menghilang dari putaran zaman Ke dalam cambuk kehampaan dan keheningan.

Aku tersudut.
Pada laut yang menyurut.

Aku berusaha keras,
Menyangga waktu-waktu yang mengkerut.
Membujuk penghidang maut untuk bertekuk lutut !!




.alia.

Kesadaran Kedua

Aku merayu dengan gairah menyala
Mengodanya dengan liar
Memuliakannya dengan nafsu. Memompa harapan-harapan semu.

Aku mengundang cahaya kedalam maya
Aku menggeser malam-malam kosongnya dengan mimpi
Aku meronta pada taring-taring anak buah dewa
Aku tak bisa hidup. Aku hanya bisa mati.
Karena sejarah-sejarah yang aku ukir menghimpit rusuk ini.
Mereka meniupkan kekuasaanku ketanah lapang,
Ketempat penguasa berada!
Aku mencoba menyalakan lentera disudut kematian
Aku  kehilangan keseimbangan saat binatang-binatang mengauliku
Aku bersujud pada ketidakwarasan
Kakiku tertarik pada api-api dan timah-timah busuk
Aku bersimpuh, meminta cawan susu pada penghidang maut.
. . .
. . .

Laksana tuhan,
Aku menyalakan api pada awal kehidupan
Satu persatu mendaki sampai puncak tertinggi
Aku tertawa
Ketika kaki yang lamban mulai mengubah kebodohannya
Aku bangkit dari ketidaksadaran
Mengamati air-air
Yang mengalir dari lembah-lembah cinta kedalam rusuk roh-roh abadi

Aku menghiasi kitabku dengan simpul harapan

Aku tersadar,
Saat aku bercumbu dan berbiak
Berkhayal seperti elang gunung
Aku merasakannya,
Merasakan sentuhan pertama dengan bidadara tampan.
Menggerakkan tubuh dengan satu tatapan natural

Terima kasih
Aku sudah sampai
Pada tempat yang mereka sebut
Surga.




.alia.


A Y A H

Ayah lihatlah aku
Kenanglah dan katakan padaku
Ketika aku dewasa nanti, apakah akan sesuai dengan keinginanmu?
Dan kau berpikir aku membuang waktuku dengan semua yang ku lakukan
Tapi ini sakit ketika kau tak setuju dengan semuanya..  

Sekarang aku bekerja keras untuk membuat apa yang kau inginkan
Aku hanya ingin membuat mu bangga
Tapi aku tak kan pernah cukup untukmu
Dan aku tak bisa jika berpura pura kalau aku baik baik saja
Dan kau tak kan pernah bisa merubah aku..

 Karena kita kehilangan semua
Dan tak ada yang tersisa
Maafkan aku
Aku tak bisa sempurna
Sekarang aku telah telat dan aku tak bisa kembali
Maafkan aku

Sekarang aku mencoba untuk tidak berpikir
Tentang apa yang kau tulis di diriku
Semua hari yang kau habiskan bersamaku
Sekarang terlihat sangat jauh
Dan itu seperti kau tak perduli lagi dengan ku

Tak kan cukup untuk merubah ku hanya dengan ucapan mu
Tak kan pernah bisa kembali lagi seperti semula


Tapi tolong jangan balikan badan mu

 Aku tahu ini sangat berat
Untuk mengatakan padamu
Tapi kau tetap tak mengerti
Maafkan aku ayah..





 




.romi.

K o n s e r

(ada yang punya waktu?)


Sedang apa kalian ?
Aku ingin bercerita . .
Tapi,
Aku hanya mampu mengatakan A pada detik pertama penyampaian ketakutan dalam melodi stradivarius .
Atau hanya mampu bungkam ketika seseorang menyela pendapatku saat perdebatan kusir yang membuat muak.

Ada yang punya waktu ?
untuk sekedar mendengar celoteh-celoteh nakalku ,
Saat mozart mengalun dalam proses aerotymponal.
Atau hanya melihat ekspresi wajahku ketika tombak kegelisahan menggelitik tumpulnya hati .

Ada yang punya waktu?


Rasa'y otak ini membelah dan membuat serangkaian istilah anatomi , untuk membagi setiap sudut'y dalam permasalahan & ketegaran yang pelik .
Untuk memaksakan senyuman yang menyiratkan kemunafikan
padahal kenyataan'y tersirat diwajah . .

Ada yang punya waktu?
Untuk sekedar mengetuk pintu rumahku dan megucapkan 'Masalah datang dengan jalan keluar, oleh karena itu bersabarlah' .

Apakah ada yang punya waktu?
Untuk memberikan hamba tuhan ini sejumlah ilmu alam baru yang kini tak bisa diterima .
tidak sulit bukan?

Ada yang punya waktu untuk itu semua ?
Jika ada ,
aku akan berterima kasih dengan fortissimo .









.alia.

ADA MUSUH DALAM SANGKARKU

Ssssttt.... jangan bersuara. Engkau hanya boleh diam. Jangan mengeluarkan sepatah katapun. Apapun.
Jangan mengeluarkan suara. Suara apapun.
Musuhku tidak suka. Jangan bernafas didekatnya. Atau kau akan melihat bibir runcingnya yang menyakitkan itu .

Ini bukan cerita anak elang dalam mulut piton. Atau erangan manusia dalam perbudakan nafsu. Bukan sudut mati dari kematian. Bukan kisah tertindasnya si miskin dalam sinetron.
Ini adalah alunan suara-suara yang tak boleh kukeluarkan. Suara-suara abadi dari kitab ciptaan-Nya. Suara dari tangisan ibuku. Suara dari pedihnya kisah bapakku.

Aku hanya boleh bersuara dengan tuhan. Karena musuhku tak suka. Ia marah dan menggorogoti telingaku dengan bahasanya. Aku membelainya tapi ia menamparku. Aku memeluknya tapi ia meludahiku.
Lebih dari isyarat aku terluka.

Ku selimuti sangkarku dengan mantra Tuhan. Tapi ia punya senjata. KEBEBASAN!!. Aku dan ratu tegak berdiri di pinggir batas antara kami dengannya. Menunggunya mendengarkanku.
Karena aku sangat menyayangi musuhku.










.alia.




Awan , Angan , Abstrak , Kamu .

Laut memerah karena darah tak kunjung surut
Remang-remang kulihat sosok tangguh si dia
Pribadi menawan dibawah awan-awan
Terbingkai sabit senyuman dengan elang dimatanya

Kutiupkan maksud dari kejauhan
Tapi tak sampai karena ia baru angan-angan
Lalu kusimpulkan senyum tipis,
Namun ia malah meringis..
Sungguh kujadi tak mengerti
Peran apa yang sedang kita lakoni
Sandiwara yang dibayar kecewa
Atau berbuntut nafsu yang tak mungkin mengikis garis-garis abstrak
Terbentang sungai panjang diantara kita
Dingin sebagai selimut
Dan kamu bak mimpi tengah malam
Tak kuingkari kalau nyatanya kamu tak seindah yang dirasakan

Satu yang pasti, akan ku renggut topengmu
Lalu akan kuusahakan menatapmu
Menelusuri karakter yang pantas
Untuk aku dan kamu.








.alia.


B E R B E D A

Lama kuhirup putik lily dihadapan duri-duri mawar hitam.
Menyiratkan keanggunan dalam batas keangkuhan dewa.
Menarik benang merah pada tumpukan komik-komik cinta. Mewarnai dalam jingga. Terombang-ambing pada sandiwara.
Memikirkan angka-angka dan juga prasangka.
Dan tak ada yang keluar dari bom waktu selain, magma.

Perjalan ke-18 ini. Membutuhkan lebih banyak panah. Tak lebih untuk menghukum lebah-lebah penghisap nanah.
Ya nanahku. Semangatku.

Pada akhirnya ini tinggal sebuah cerita sejarah dalam roman-roman pecundang zaman jahiliyah.
Hanyalah seperti buku-buku usang karya rayap-rayap tampan.
Dan tak ada yang keluar dari cerita ini selain, karma.









.alia.

Pasukan Pembela Orang Merana

Saat itu,
Saat fajar membelah langit.
Mata-mata lugu melihat lurus kedepan
Memahami gerak bibir dalam ucapan makna sang pendidik
Dalam sangkar kokoh dibawah merah putih
Penghuninya bak pasukan pembela negara
Siap menumpuk ilmu sampai setinggi menara
Yang kelak akan memperjuangkan hak orang-orang merana
Mereka adalah bocah-bocah beruntung
Berambut klimis, beralas sepatu. Duduk dikayu jati ,
Saksi bisu perjuangan mereka


Dua kilometer dari arah berlawanan,
Budak-budak derkulit kasar dan asin tenggelam dalam keringat hasil panas matahari
Mata sayup, mencari ilmu dengan keras, beralas rumput liar
Bersama ternak-ternak dan kandang kambing
Wajah lusuh  baju compang camping.
Mereka berusaha sendiri lebih keras
Memahami Ejaan Yang Disempurnakan
Dengan segala keterbatasan yang ada
Tak ada malu, tak ada rasa risih, tak ada putus asa.
Yang ada hanya semangat membara,
Yang sama . .
Ingin bersanding dengan bcah pembela orang merana









.alia.

22:56

Lautan dalam hati
Bernafas
Sesak
Sampai mati tak terpaku
Tergorok dalam waktu ..

Pemberontak
Pemberontak sejati
Manusia ulung dalam hati
Jiwa terpautan menanti
Dulu hasrat menjadi buta
Sekarang sirna diterpa ombak ..

Kala do’a menjadi nyata
Dia sungguh mempesona
Terbuai terpana semata
Besok hilang dalam keterpurukan ..

Bagaimana hasil dari mereka
Pulang dengan tangan kosong
Sudah, aku tak mau dengar !!
Deras air mata dalam lautan abadi
Sudah, aku mau pulang !!
Ini sudah cukup
Melampaui batas
Besok aku tak mau datang
Lagi !
Sampai MATI !!
.alia.